Psstt .. it's Something Between Us

20.15 0



 Hallo Hola Loha Ciao ~
it's been so long seen the last time mirru post cerpen. 

yups, byk sekali hal-hal terjadi dalam waktu yang lama, sejak 2017 sampe 2021 ini. contohnya dari mirru kuliah dan sekarang udah kerja xixixi, cara chat mirru pun akan berubah yeah of course karena kita bertemu banyak orang jadi yaaaa well kita harus bersosialisasi (karena manusia itu kan makhluk so-sial) jadi oke guys... sampe sini dulu basa basinya, mirru harap bisa lebih sering lagi cuit cuit di web ini xixixi tapi ntahlah apakah bisa ? hmm ~ semoga 

and you know what, mirru akan bertransformasi jeng jeng jeng jadi Eda wkwkwk, jadi mulai sekarang mirru akan bilang eda ya. okeii siip, eda kali ini akan post cerpen yang udah lamaaa sekali dibuat tapi gak basi kok hehe... wait a minute. hope u like it guys ~ 

It's Something between us

Disclaimer by:me

Rated :12

Genre :romance

Warning :boy’s love

          Gempa gempita kehidupan malam tak dapat lepas dari dunianya,dunia kotor yang selama ini sudah menghidupi dirinya. Suara mengalun berdebam ditelinga terdengar keras dari ruangan dilantai besmen dan dari lantai satu terdengar riuh oleh para tamu yang sibuk hilir mudik kesana-kemari. Ada yang hanya sekedar bersantai dicafetaria sampai ada yang sedang berkencan  atau sekedar mengisi waktu dengan afternoon tea. Hotel yang merangkap sebagai diskotek ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Terlihat dari kejauhan ada seorang berpakaian kemeja putih dan berompi hitam berjalan membawa troli penuh dengan aneka minuman untuk para tamu. Jam dinding sudah menunjukan pukul lima sore tapi cafetria itu belum juga sepi oleh pengunjung justru cenderung bertambah banyak,ia berjalan melewati jalanan tempatnya biasa bertugas dan setiap kali itu pula ia mendengar lagu-lagu bertempo pelan mengalun keluar dari ruangan VIP itu,ada beberapa ruangan yang jarang diambil oleh pengunjung ya benar apalagi kalau bukan ruangan V-VIP yang terkenal paling mahal di hotel ini. Hotel tempatnya bekerja memang memiliki tempat yang strategis untuk aktivitas yang satu ini,bagaimana tidak tempatnya yang dekat dengan pusat hiburan dan juga kawasan orang ternama memang menjadi daya jual tersendiri. Sebenarnya ia sudah bosan dengan pekerjaan yang menurutnya kotor ini,ia menjual barang yang sangat menjijikan menurutnya untuk para tamu yang memesan tiap kali itu juga ia rasanya ingin muntah melihatnya. Setiap ada pasangan yang memasuki kamar biasanya ia disuruh stand-by oleh sang resepsionis “siapa tau ada yang mau memesan ‘alat pengaman’ ” celetuk sang resepsionis padanya. Menjadi office boy ditempat ini gampang-gampang susah,entah ini memang takdirnya atau bagaimana yang pasti ia tidak bisa lari untuk saat ini. Ia membutuhkan biaya untuk hidup,bukan hanya itu saja tapi ia ingin mencari kesibukan tepatnya ia tidak ingin berlama-lama berada dirumah,Ia merasa tidak nyaman saja karena kesepian itu tidak mengenakan.

          Suara tumburan antara bahu terdengar berdebum dilorong tempatnya berjalan hendak mengantarkan pesanan yang menjijikan itu. “maaf,maafkan kesalahan saya” ucapnya meminta maaf pada orang yang berdiri didepannya,pria ini tamu tetap hotel ini tidak boleh ada kesalahan terjadi padanya bisa-bisa dia akan segera dipecat setelah kejadian ini.”kau ini ! dasar OB ! minggir sana! “ ucap salah seorang yang berjalan mengiringi orang yang baru saja tertabrak olehnya “ayo cepat minta maaf!”teriak orang berdasi itu lagi “maaf-maaf maafkan atas keteledoran saya” ucapnya dengan bersungguh-sungguh “jadi namamu eloise ya?” ucap pria bertubuh tinggi ini kepadanya seraya menatapi bordir nama ang ada didada kiri office boy ini “iya,pak” ucap eloise menengadah dan menghentikan pekerjaannya sebentar dalam membersihkan pecahan kaca gelas yang tadi terjatuh. Pria itu berjas dan berdasi dengan rapi menatapnya dengan lekat dari pipinya terlihat samar merah karena terlalu banyak minum “akan ku ganti kerugian gelas pecah itu” ucapnya seraya pergi menuju tangga basemen dan diikuti oleh anak buah yang tadi memarahinya. Eloise hanya bisa menatap punggung orang itu menjauh, sejenak kemudian melanjutkan pekerjaannya.

          Tibalah ia pada waktu untuk beristirahat meskipun hanya berkisar satu jam tapi cukuplah “hei,elo gue denger  tadi lo memecahkan gelas import ?” tanya salah seorang kawannya hanya dijawab dengan anggukan “wah...lo bakalan gak digaji bulan ini bisa-bisa” celetuk kawannya dengan menyusun rapi table-set ketempatnya semula “jangan ngasal kamu,wan.tadi yang ngejatuhin gelasnya bukan gue jadi orang itu yang membayar kerugiannya” jawab eloise merebahkan dirinya,”hmm... pak arnold memang baik” celetuk iwan menyusul duduk. “jadi arnold ya? Dia pelanggan tetap hotel ini kan?” tanya balik eloise “yap! Bener! Tapi aneh juga,beliau hanya minum dan tidak pernah memesan lady escort maupun para penari striptis yang berkeliaran disini.” Gumam iwan. “itu pasti karena pak arnold sangat setia dengan istrinya,wan.pria baik tuh” jawab eloise dengan memunggungi karibnya “well,seinget gue beliau belum beristri” jawab iwan “oke gue pergi tugas dulu.lo jangan sampe molor lho.siapa tau ada yang butuh ‘alat pengaman’ lagi”ucap iwan dan pergi menghilang dari balik pintu.”kau hanya belum tau siapa pak arnold sebenarnya”gumam eloise.

          Pertemuan pertama yang telah mengikat benang tak kasat mata diantara dua orang yang tidak seharusnya bersama. “lain kali kau harus berhati-hati,jangan menjatuhkan barang mahal seperti itu lagi ya?” suara pria itu berseir ditelinga kirinya. Pangkuan pria ini terasa hangat, pelukan tangan kekarnya terasa halus,sentuhan jemarinya terasa menenangkan dan dada bidang itu selalu bersedia menjadi tempatnya bersadar. “iya,aku tau.aku hanya terkejut kau muncul dilorong ‘itu’” ucapnya manja mempererat pelukan tangannya keleher “hei....jangan terlalu kuat,aku bisa mati kehabisan nafas nanti” pintanya “kau tidak selingkuhkan?” tanya pria ini terdengar merajuk dipangkuan empunya. “hmm jadi my little bird terbakar cemburu rupanya” goda orang yang ada dihadapannya. “hm,sedikit.biarkan aku beristirahat,hari ini sangat melelahkan banyak tamu yang memesan ‘alat pengaman’ itu hari ini” ucapnya dengan merebahkan semakin dalam kepalanya dalam dekepan sang suami. “sebaiknya kau berhenti saja bekerja disana” ucap suaminya menyentuh lembut pipi tirus itu “kau bodoh ya? Bagaimana kalau kita nanti hidup dijalanan karena kau dan aku tidak bekerja. Pekerjaanmu penuh resiko hingga kau terus memakai nama palsu itu tiap bertransaksi”ucap pria ini dengan menutup matanya erat “hmm kau benar,tapi dari bisnis ‘pil setan’ itu kita akan meraup untung yang besar” jawab orang dihadapannya ini. “bukankah nama arnold terlalu pasaran? Lebih baik kau gunakan nama yang lain saja”pintanya. “hmm... akan kucari nama yang lebih baik lagi” jawab pria in dan berusaha berpura-pura berfikir mencari nama yang sesuai untuk nantinya “bagaimana kalau eliose? Bukankah terdengar lebih terkenal?” ucap pria ini penggoda “ah! Itukan nama samaranku,kau tidak boleh bertransaksi menggunakan nama itu !” ucap eliose dengan bersungut-sungut dan bangun dari posisi merebahkan kepalanya kedada bidang suaminya “ha ha ha kau selalu saja imut seperti itu,aku jadi gemas kalau kamu terus merajuk seperti itu” ucap pria ini memeluk tubuh kecil itu dari belakang “aaah... kau ini.aku berbohong..! siapa yang merajuk hi hi hi”tawanya terkikik dan berlari menjauh “hei... ! kesini kau. Kau ini pemain sandiwara yang handal ya,sama seperti kemarin sore” ucapnya mengejar “yap! Begitulah” ucapnya tersenyum lebar.

          Tentu saja mereka berpura-pura tidak kenal ketika sama-sama ditempat kerja tetapi menjadi mesra diruangan apartemen ini. Arnold dan eliose hanyalah nama samaran bagi mereka berdua untuk mengundi nasip didunia remang-remang ini. Pasangan yang memang tidak ditaksirkan bersama tetapi mereka tetap bertahan dan merahasiakan dari semuanya tentang hubungan istimewa mereka. 


PS : klo mau copas cerpennya boleh kok ijin ke eda dulu,  send me an email yess in mildaokta7@gmail.com . see yaa next time ~ 

permainan kreatif untuk anak SD

permainan kreatif untuk anak SD

09.14 0

Related image

selamat malam semua... kali ini bukan cerpen yang akan disajikan tetapi sedikit pengetahuan yang akan disuguhkan, but still. i hope you enjoya it




Permainan kreatif untuk anak SD
Apabila kita berbicara mengenai maka permainan ada banyak sekali jenis dengan berbagai jenis peraturan yang menarik setiap anak kecil untuk bermain. Sayangnya sekarang lebih banyak permainan yang dimainkan melalui gadget daripada harus melakukan permainan yang menguras tenaga. Kita setuju apabila anak kecil melakukan banyak kegiatan yang mengasah akal dan fisiknya maka akan senantiasa bahagia, jadi apakah yang perlu kita lakukan?
Setiap permainan diciptakan pasti memiliki makna dibaliknya, tak terkecuali permainan sederhana yang dapat dilakukan di dalam ruangan sekalipun. Berikut terdapat beberapa permainan yang dapat mengasah beberapa keterampilan.
a.       Permainan kelipatan

Jumlah peserta: bebas
Alat/bahan         : -
Cara bermain     :
1.       Pemimpin permainan meminta peserta berdiri/duku melingkar maupun tetap pada posisi berbanjar
2.        Pemimpin menjelaskan bahwa peserta secara berurutan akan berhitung. Ketika tiba pada giliran peserta yang angkanya merupakan kelipatan tertentu, misalkan 4 peserta harus meneriakan kata ZIP atau bertepuk tangan satu kali. Misalnya satu.. dua... tiga...ZIP... lima... enam...tujuh ...ZIP... dst. Demikian seterusnya hingga peserta terakhit berhitung memutar.
3.       Jumlah kelipatan bisa disepakati bersama dengan peserta.
4.       Peserta yang keceplosan pada saat ia harus mengucapkan ZAP atau bertepuk tangan satu kali justru mengucapkan bilangan kelipatan maka ia akan mendapatkan ‘hukuman’ tertentu. Misalkan harus menyayi sebuah lagu, berdiri dengan satu kaki sampai semua ada beberapa anggota kelompok yang juga di hukum, dll.

Makna permainan:
Pemimpin ingin membangun konsentrasi peserta dalam hal matematis dan kekompakan.

b.      Singkatan nama

Jumlah peserta: maksimal 30 orang
Alat/bahah         : kertas HVS atau kertas lainnya
Cara bermain     :
1.       Pemimpin permainan membagikan kertas dan alat tulis kepada setiap peserta;
2.       Peserta diminta menuliskan nama penggilannya dengan di tulis secara vertikal, lalu membuat kepanjangan huruf-huruf yang ada dalam namanya.
Misalnya :
S   à Suka menolong
R à Ramah
I à Indah sekali
3.       Setelah selesai, setiap peserta diminta membaca kepanjangan nama penggilan mereka masing-masing dan temannya.

Makna permainan:
Permainan ini mengajak peserta cepat mengenal peserta lain lewat singkatan yang dibuat unik dan lucu.


c.       Gambar diri
Jumlah peserta : bebas
Alat/bahan         : kertas HVS / kertas lainnya dan alat tulis/alat mewarnai
Cara bermain     :
1.       Pemimpin permaianan meminta peserta perpasangan.
2.       Pemimpin membagikan kertas dan alat tulis (atau alat tulis/mewarnai sudah dimiliki oleh perserta permainan)
3.       Setiap pasangan diminta menggambarkan pasangannya sesuai dnegan ciri khasnya.
4.       Setelah selesai, masing-masing peserta menceritakan gambar diri pasangannya.

Makna permainan:
Permainan ini mendiring peserta agar mengenal lebih dekat ciri-ciri peserta lain dengan media menggambar.

Sumber :
dikutip dari Santosa, Vincetius Endy dan Iin Mendah Mulyani. 2008. 100 Permainan Kreatif untuk Outbond dan Training. Penerbit ANDI Yogyakarta.

n.p those pict from anime natsume yuujinchou.... i got this one from 
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=&url=https%3A%2F%2Fwww.pinterest.com%2Fpin%2F426786502168295372%2F&psig=AFQjCNGucFQYZr7_VNt2SW3Vx9zNGGZOnQ&ust=1504109450031527 

Brithday in my country

09.28 0
malam semua, bagaimana weekend kalian ? semoga semuanya berjalan menyenangkan seperti yang diharapkan, oke kali ini ada cerpen yang ditujukan untuk seseorang yang sudah dekat denganku selama satu bulan ini. well, hope you enjoy it....

Image result for hut ri 72 kartun


Birthday In My Country
Setiap orang pasti memiliki cara mereka masing-masing untuk merayakan hari kelahiran mereka, tak terkecuali hari kelahiran suatu negara. Hari Ulang Tahun atau biasa di sebut dengan singkatan HUT merupakan suatu hal yang menggembirakan bagi setiap mahluk hidup yang  mengalaminya, tak terkecuali itu merupakan HUT suatu negara. Kali ini HUT dalam kemerdekaan menyelimuti negara Indonesia yang biasa dimeriahkan oleh seluruh rakyatnya, negara dengan lautan yang sangat luas menghubungkan tiap-tiap pulau yang ada. Ada ribuan pulau yang tersebar di negara ini, dari mulai pulau yang besar seperti pulau kalimantan adapula pulau kecil seperti pulau rote, tetapi pulau jawa merupakan pulau yang paling padat penduduknya. Di dalam pulau besar ini pasti memiliki banyak sekali penduduk, terbagi ke dalam beberapa wilayah dengan pengaturan yang tertata apik dan salah satu desa menjadi tempat tinggalku.
Desa penuh dengan ketenangan, jauh dari kebisingan kota dan yang pasti banyak sekali tempat untuk bermain. Selalu ada acara dan kegiatan menarik setiap saat, terutama di saat HUT kemerdekaan negaraku. Sekarang sudah memasuki HUT ke 72 tahun, sungguh ini merupakan saat-saat yang ku nantikan. Disetiap desa mengadakan acara mereka semeriah dan semenarik mungkin, sama seperti di desaku. Hari itu aku pergi dengan seseorang yang sangat aku sayangi, yup! ibuku sendiri. Aku sangat senang malam itu sehingga membuatku tidak bisa terpejam sedikitpun tetapi tetap kupaksakan untuk tertidur, perasaan senang yang tidak bisa terbendung sehingga membuat diriku menjadi tidak merasakan kantuk. Entah kenapa justru ketika mata lebarku mulai terpejam justru pagi telah menyapa dan suara lembut itu membangukanku dari alam mimpi, mempersiapkan diriku untuk hari besar yang ku nantikan. Menyenangkan ketika bersama dengan teman-teman seumuranku untuk menghadiri suatu cara seperti saat ini, kami berkumpul dengan penuh suka cita membawa setangkai kayu yang telah di hias serasi dengan bendera merah putih menjadi puncaknya. Setiap kelas memiliki tema masing-masing, namun kelasku memilih menggunakan pakaian pramuka, begitupun denganku. Semua temanku sudah berkumpul ketika aku tiba, kami semua membuat barisan seperti yang telah diinstruksikan, barisan pembawa alat musik di letakan di depan dan kelasku yang masih kecil mendapat barisan terakhir. Kami berjalan sesuai dengan iringan untuk menuju tempat berkumpul bertemu dengan murid-murid dari sekolah lain, aku sangat senang sehingga tidak mampu membuat kaki kecilku berhenti bergerak ke sana ke mari. Iringan musik terdengar merdu berdendang, angklung di gerakan memunculkan suara indah di telinga. Para orang tua termasuk ibuku tetap mengiringi kami menuju tempat berkumpul, aku tidak mau menengok ke arahnya karena aku ingin menunjukan bahwa diriku sudah tergolong besar.
Rombongan kami datang pertama karena memang sekolah kami paling dekat dengan tempat berkumpul setelah melakukan perjalanan menyusuri sungai yang hampir setiap sore hari aku bermain disana. Debu menyelubungi langkah kaki kami memasuki lapangan yang biasa digunakan untuk pertandingan sepak bola antar desa hampir tiap sore hari, hawa panas mulai menerpa kulit kami dari ujung kepala sampai ujung kaki tetapi itu semua tidak meredakan keceriaan kami para anak kecil. Beberapa guru kami berdandan aneh nan lucu guna memeriahkan acara, rerumputan yang biasa terlihat berwarna kehijauan kini terlihat berwarna kuning pucat, dan beberapa tanaman di pesawahan sekitar lapangan sudah mulai menunjukan waktu mereka akan segera di panen. Tak tertinggal para pedagang kaki lima menjajakan dagangan mereka, sembari satu persatu peserta parade dari sekolah lainnya datang. Mereka berdatangan dengan membawa para pemusik yang telah mereka asah dengan matang, bersama para rombongan yang mengekori barisan panjang. Mereka ada yang datang dengan berjalan kaki seperti halnya kami maupun menggunakan kendaraan, tentu bukan hanya dari SD seperti sekolahku tetapi dari SMP dan juga dari TK maupun perkumpulan di daerah kami ikut berpartisipasi. Tetapi semua itu tidak menjadi masalah besar dan tidak menyita banyak perhatianku, justru jaring gawang yang belum dilepaskan setelah pertandingan justru menarik perhatianku. Aku bermain naik jaring dengan beberapa temanku, tanpa memperdulikan seragam pramukaku mungkin kotor jika aku terjatuh ke atas tanah penuh debu di bawah sana. Hanya satu yang ku tahu, semuanya terasa menyenangkan dengan semua kemeriahan ini.
Setelah semua peserta parade sudah berkumpul kamipun berombong-rombong mengikuti barikade mengelilingi desa setelah hampir satu jam kami menunggu semua anggota parade sampai di tempat perkumpulan. Kaki-kaki kecil kami berjalan meninggalkan tempat perkumpulan menyusuri jalanan desa secara berurutan dan rapi, semuanya bersemangat menyusuri jalanan desa dimana hampir semua para penghuni rumahnya keluar untuk menonton kami berparade. Debu tak luput mengiringi perjalanan kami, ada beberapa orang tua yang tetap mendampingi anaknya agar tidak kelelahan. Setelah beberapa menit berjalan rasa penak mulai merasuki kaki-kaki kecil kami, begitupun dengan kakiku yang sudah mulai kelelahan, tetapi semua tetap terasa meriah dengan iringan musik dari rombongan di belakang kami. Rombongan setelah kami merupakan para murid Mts atau setara dengan SMP sehingga permainan musik mereka cukup mahir dan menghibur kami selama perjalanan, sampai di persimpangan berikutnya rombongan kami dibelokan ke arah yang berlawanan dengan rombongan yang lainnya. Rombongan kami di berhentikan ditengah perjalanan sehingga kami dapat beristirahat, kaki kecilku sudah kelelahan dan keringat sudah mulai terasa membasahi punggungku tetapi rasa ingin tetap mengikuti perjalanan rombongan sampai akhir tidak dapat dihilangkan dengan tetap melihat ekor rombongan setelah kami yang tetap mengikuti rombongan sebelum kami berbelok ke arah yang berlawanan dengan arah kami.
Satu persatu dari teman-temanku telah di jemput oleh orang tua mereka, membuatku menantikan sosok yang selalu ada di sisiku untuk segera mengambilku dari tempat ini. Rasa lelah, senang, haus, bahagia, dan cemas bercampur menjadi satu hingga ku dudukan badan kecil ini ke salah satu batu besar yang ada di depan salah satu perumahan tempat kami berhenti. Salah seorang dari guru kelasku datang menanyakan apakah aku akan di jemput oleh ibuku dan aku menjawab iya. Setelah beberapa menit menunggu pada akhirnya sosok yang sangat ku kenal muncul mengedarai sepeda motor putih miliknya, betapa bahagianya aku sampai tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata melihat sosok anggun berbaju merah itu mendekat dan membawaku pulang. Sebelumnya aku sempat kecewa karena aku berencana mengikuti rombongan yang telah berlalu dengan mengendarai sepeda motor besama dengan ibuku tetapi beliau menolak dan mengajak aku pergi ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan aku mengeluh tetapi ibuku tetap saja tidak marah kepadaku, dan pada akhirnya aku dibelikan ice cream rasa coklat di warung terdekat sebelum pulang. Sekalipun aku sedikit kecewa karena tidak bisa mengikuti rombongan sampai akhir rute parade tetapi aku bahagia karena ibuku datang kepadaku dan aku menyadari bahwa ibuku lebih mengetahui batas kemampuanku daripada diriku sendiri, aku sangat menyayangimu ibu. Meskipun aku tidak tahu harus berkata dengan menggunakan kalimat apa untuk mengatakan perasaan ini tetapi yang jelas aku bahagia ibu ada disisiku seperti saat itu.

Mr. Mosquito

06.17 0
malam semuanya.. bagaimana hari jum'at kalian minggu ini?
sudah ada rencanakah untuk menghabiskan akhir pekan kalian... kalo mirru sih biasa melakukan hal yang mungkin di anggap orang gak penting tapi itu penting bagi kelangsungan hidup mirru, hehe... alay ya? well, abaikan. kali ini mirru ada cepren terbaru dan asal tahu aja, mirru menyelesaikan cerpen ini dengan beberapa rintangan dalam beberapa hari... huhuhuhu... ya udah, semoga semuanya terbayarkan.

hope you like it ! just lay on and enjoy....




Mr. Mosquito

“Aku melepaskanmu karena kau merupakan hal yang berharga bagiku” Kalimat yang tidak akan pernah terlupakan oleh dirinya sewaktu sosok itu menemui dirinya dari arah cahaya dan tenggelam di dalam kegelapan pepohonan bambu yang rindang. Memang benar kita tidak bisa menyalahkan takdir, akan tetapi aku ingin tetap berada di sisimu, apapun yang terjadi. Aku ingin mengengam tanganmu dan menatap masa depan yang samar-samar terlihat buram. Selalu pikiran itu yang mengintai dirinya kala menatap matahari yang perlahan menuju peraduan, semangat yang hampir hilang ketika sinar mentari menerpa kulit kini perlahan terisi kembali oleh dinginnya udara malam. Malam hari merupakan hal yang sangat ia nantikan, tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa dirinya senang berjaga di malam hari ketika semua orang dalam kediamannya justru mengarungi mimpi masing-masing. Momen yang sangat ia sukai ketika udara lembab mulai menggerayangi kakinya, terasa mengigit di ujung jari kecil miliknya. Terkadang suara kecil menyerukan kekecewaan dari arah perutnya mulai mengganggu konsentrasi yang ia miliki, karena kejadian ini terlampau sering terjadi pada dirinya maka dari itu ia selalu nyediakan snack kecil untuk malam harinya. Gadis yang satu ini tidak memperdulikan bahwa ada mitos yang mengatakan kalau seorang gadis makan snack di malam hari dapat menyebabkan kegemukan tetapi ia tidak mau serta merta menerima mitos itu, yang ada di benaknya bahwa dirinya lapar dan harus menyantap sebuah hidangan sekalipun itu membuat berat badannya sedikit bertambah. Suara bisikan kecil mulai menghinggapi telinganya, ia memasang headphone dengan volume lumayan tinggi sehingga ia tidak akan mendengar suara-suara aneh yang berasal dari luar.
Sampai suatu ketika dari arah luar ada suara orang mengetuk pintu kamarnya ia mengira itu adalah suara orang tuanya yang menyuruh dirinya tidur lebih awal tetapi ia tidak mau menghiraukannya. Kemudian suara derap mulai terdengar berada di atas tempat tidurnya ia menganggap itu pasti kerjaan seseorang yang tidak mau dirinya berjaga di malam hari. Dan kembali suara-suara mulai mengusiknya, aneh memang sekalipun ia sudah memperbesar volume headphone yang ia kenakan tetap saha suara-suara kecil itu memasuki genderang telinganya. Ia pun menyerah kemudian melepaskan headphone berwarna toska itu, gadis berambut pendek itu menengok dan kembali suara itu muncul tepat dibalik dinding kamar miliknya. Ia dan keluarganya memang baru pindah ke rumah kecil peninggalan sang nenek, seingat nya memang sejak dulu ada satu keluarga yang tinggal tepat disebelah bahkan rumah mereka yang hanya berbatasan satu dinding. DUG ! suara hantaman keras terdengar berdebam di sebelah kamar yang ia tiduri “wah... pasti sakit” gumam Arami dengan sedikit terkikik “kalau memang sakit jangan ditertawakan dong” celoteh seseorang dari seberang arah. “ups! Maaf deh. Eh, kok suara kamu kedengaran jelas banget dari sini” tanya Arami penuh penasaran. “hmm, mungkin karena ini malam hari. Jadi, apa yang kau lakukan di malam hari seperti ini? Anak gadis harus tidur cukup agar kulit mereka tetap terjaga keindahannya” celoteh suara itu lagi “terserah aku mau melakukan apa di malam hari milikku, ada masalah? Lagipula malam hari merupakan waktu yang tepat hanya untuk diriku sendiri” ucap Arami dengan nada membanggakan diri sediri. “tentu ada masalah, selama kau berjaga dimalam hari maka aku tidak akan bebas” jawab suara itu lagi. “ha ha ha ha, jadi begitu rupanya. Oh ya aku anak baru pindah di sini, salam kenal. Kalau boleh tahu kamu namanya siapa?” tanya Arami dengan mantap. Beberapa detik suara itu terdiam tanpa menyahut “hei hei, kau tidur ya. Oke, tidak apa-apa kalau kau tidak mau memberitahukan namamu. Jadi, mulai saat ini kau akan kupanggil... hmmm....” ucapan Arami terdiam sesaat kemudian berfikir sejenak “ah ! aku tahu! Mr. Mosquito !” sambungnya dengan penuh antusias. Usulan nama itu disambut dengan tawa oleh sosok yang berada di balik dinding “hei jangan ketawa dong! Itu karena kau tidak mau memberitahukan aku namamu jadi kau harus menerima nama pemberian dariku, tahu! Berterimakasihlah padaku” ucap Arami dengan penuh kesombongan “ he he he... iya, aku tidak keberatan dipanggil dengan nama itu. Mr. Mosquito ya? Hmmm tidak buruk juga”. Hari demi hari terus berjalan sehingga mereka menjadi akrab satu sama lain dari malam ke malam, mereka sudah seperti teman akrab yang telah lama berpisah jauh.
Malam berikutnya dan malam berikutnya terus secara berkala mereka berbincang satu sama lain, mereka menjadi semakin akrab dari hari ke hari. “Mr. Mosquito, menurutmu bagaimana malam ini ? bulannya bagus ya?” ucap Arami memulai percakapan mereka tetapi teman sebelah kamarnya hanya menjawab sepintas dan berdiam diri lagi. “semuanya telihat seperti biasanya ya, malam tenang tetapi entah kenapa malam ini terasa berbeda dengan adanya sinar bulan ini” ucap gadis yang sedang mengenakan piyama tidurnya. Sinar pucat itu mulai memasuki kamarnya dan membentuk bayangan di lantai marmer kamarnya “Mr. Mosquito, semuanya terasa cepat. Aku sangat senang bisa berbincang denganmu setiap malam. Rasanya aku ingin selalu tetap tinggal di sini, disampingmu dan selalu berbincang denganmu setiap malam” celoteh Arami dengan melepaskan penak seraya menyandarkan punggungnya ke dinding kamar berwarna krem itu “he he he... ucapanmu terdengar seperti seseorang akan pergi jauh saja” jawab sosok di seberang kamar miliknya dengan suara yang parau. “Mr. Mosquito, kau sedang sakit ya? Malam ini kau tidak banyak bicara. Aneh sekali..” celoteh Arami, “tapi ya kau memang aneh sih sejak pertama kali bertamu denganku, kita selalu saja berbincang seperti ini tetapi kita tidak pernah sekalipun bertemu. Padahal, kau hanya tinggal di sebelah rumahku, Mr. Mosquito aku ingin melihat wajahmu sekali saja” ucap Arami dengan menempelkan keningnya ke dinding. Tangan mungil miliknya meraba dinding itu terasa dingin “ he he aku menjadi aneh juga, entah kenapa aku merasa kau sedang duduk tepat bersandar di balik dinding ini juga. Aku aneh ya?” suara itu mulai terasa melemah sehingga menyebabkan sang empunya perlahan mengarungi alam mimpi. “mungkin itu karena ini pertemuan terakhir kita sebelum aku pindah dari rumah ini. Aku ingin bertemu dengan Mr. Mosquito ” gumam Arami seraya memejamkan matanya ketika suara kokok ayam justru sudah muncul. Yup, seperti biasa gadis ini terjaga di malam hari dan kemudian baru terlelap ketika ayam justru berkokok menandakan pagi mulai datang.
Malam itu tidak banyak hal yang mereka bicarakan karena Mr. Mosquito yang biasanya menjadi sosok pembawa bahan perbincangan kali ini justru terdiam dengan perbincangan lebih banyak Arami yang memulai. Semuanya terasa menyenangkan ketika mereka mulai berbincang di kala malam hari, tetapi dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Hal ini merupakan pembelajaran yang telah diberikan oleh ibunya dulu, sekalipun begitu semuanya terasa hambar jika harus kembali seperti ketika ia ditinggalkan ibunya. Suara kendaraan roda empat sudah menderamkan mesinnya menandakan waktu segera dekat untuk bergegas berangkat, sekali lagi gadis ini menatap rumah yang dibangun tepat bersebelahan dengan rumah yang salah satu kamar ia tinggali. Entah kenapa kaki kecil miliknya terasa berat untuk melangkah memasuki kendaraan yang sudah menggeram dari tadi, perasaan berat tidak kunjung menghilang dari benaknya. Berat untuk meninggalkan kenangan dirinya yang selama ini terukir dalam percakapan panjang tengah malam. Hal-hal kecil seperti ucapan selamat tidur dari sosok itu, tawanya, suara parau, suara  dengan nada mengejek yang sering kali justru membuat dirinya rindu, dan berharap malam segera tiba agar suara mereka berdua dapat terjalin satu sama lain. “mmm.. ayah, aku mau pergi sebentar dan mengucapkan selamat tinggal untuk teman lamaku” ucap Arami dengan berlari kembali ke rumah itu, tetapi ia memasuki rumah yang berada di sebelah rumahnya tepat dimana Mr. Mosquito selalu berbincang dengan dirinya. Derap langkahnya semakin kencang ketika mendekati pintu rumah itu, “Arami ! mau apa kau di sana ?!” teriak sang ayah dari arah belakang dirinya “aku akan menemui temanku dulu sebentar” ucap Arami dan menghilang dengan memasuki rumah tua itu. “permisi, aku mau berkunjung sebentar” ucap Arami dan langsung menaiki lantai dua dimana ruangan Mr. Mosquito yang berada tepat diseberang kamar miliknya. Nafasnya tersengal menaiki tangga rumah ini, terlihat cat sudah mulai pudar dimana-mana. Langkah kakinya semakin berat akibat berlari sekuat tenaga menaiki anak tangga, dengan nanar matanya melihat ada sebuah pintu kamar yang merupakan kamar yang ia cari. Perlahan ia membuka pintu kamar yang terlihat sudah berlumut itu, ia membukanya dengan rasa penuh penasaran. Bola matanya yang berwarna coklat itu justru terlihat terkejut bukan kepalang menemui apa yang ada di depannya, kamar itu ternyata sudah tidak utuh seperti semula. Separuh dari kamar itu sudah roboh sehingga pohon bambu yang berada di halaman belakang rumah itu telah bisa merangsek masuk dengan dahan yang sudah memenuhi hampir separuh dari kamar, dinding yang berjamur akibat terkena hujan terlihat semakin gelap, cat dinding sudah mulai mengelupas di sana sini, dengan kondisi seperti ini tidak akan ada manusia yang meninggali kamar ini. Tangan Arami  mulai bergetar mengetahui kenyataan ini, akal miliknya tidak bisa berfikir memecahkan teka-teki ini. Separuh logika miliknya tidak mau menerima kenyataan ini tetapi separuhnya lagi menyatakan fakta melalui visual yang diterima oleh matanya, air mata itu mengalir membasahi pipi putih miliknya. Samar retina matanya menerima bayangan sosok tengah bersembunyi di balik lebatnya pepohonan bambu itu, perlahan namun pasti Arami memicingkan matanya dan fokus pada sosok yang berada di balik pepohonan bambu itu “Mr. Mosquito, kau ada disini bukan? “ ucap Arami bergetar. Sosok itu tetap saja berdiam diri tanpa mengatakan suatu hal “Mr. Mosquito, aku tahu kau ada disana. Kali ini aku akan pergi mengikuti ayahku. Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal padamu, ku mohon untuk kali ini saja. aku ingin melihat wajahmu”,namun tetap tidak ada jawaban dari sosok itu. Hanya suara desiran angin yang mampu ditangkap oleh genderang telinga Arami. Gadis ini mulai terisak lagi menghadapi sosok yang tidak mau berbicara kepadanya lagi.  “kau tidak tahu betapa mengerikannya aku. Aku tidak pernah melepaskan setiap mangsa yang selama ini aku incar” ucap sosok itu setelah cukup lama terdiam. “hah? Apa maksudmu” tanya Arami berusaha memehami, “kau tahu aku bukan mahluk sejenis dengan denganmu, jadi sekarang pergilah aku melepaskanmu” ucap sosok itu sekali lagi dan terasa ada angin besar yang tiba-tiba muncul “ karena kau merupakan hal yang berharga bagiku, Arami” sambung sosok itu sekilas sebelum menghilang seperti terbawa oleh angin besar itu. Gadis bernama Arami ini tidak habis pikir apa yang baru saja terjadi. “jadi, selama ini siapa yang ku ajak cerita setiap malam?” gumam Arami seraya air mata terus menerus membanjiri pipinya menatap pepohonan bambu yang kini kembali hanya bisa berdesir kala angin menerpa dedaunan mereka. Dekapan hangat terasa membelengguh dirinya hingga tak sadarkan diri, sewaktu ia sadar hanya sang Ayah yang sudah membawa dirinya kedalam kendaraan dan menidurkannya dipangkuan. Kali ini Arami sadar ia telah kehilangan hal yang berharga dalam hidupnya lagi, kembali isak tangisnya pecah didalam pangkuan sang ayah yang hanya bisa membelai lembut sang putri tercinta.


np:pict hanya pemanis, dapat dari suatu sumber hehe... mirru sangat berterima kasih apabila kalian berkenan sampai membaca pesan mirru yang dibawah ini dan mau menyelesaikan membaca cerita mirru hehe.. see you next time..